Senin, Juni 27, 2011

sebuah catatan

6 tahun yang lalu...
dalam diam kamu datang.

membawa senyum yang membuatku terawang.

kau bilang ada yang berbeda.

mungkinkah ini sebuah rasa?

atau pertanda?

malam yang lain kita habiskan berdua.
janji jhonny dan soto betawi jadi saksi bisunya.

terkadang kita beradu diam,

mencari rasa dan cerita di celah-celah senja,
yang masih berupa tanda tanya...

lalu atas nama perjalanan panjang kita kembali bersama.
kau telanjangkan kisah hidupmu,

kau kisahkan cerita kelam yang sebenarnya sudah pernah aku dengar.
aku tak berani banyak bicara, tak bisa berpura pura.

tak yakin apa pintu hati itu memang dibuka untukku...


suatu malam akhirnya kita berpegangan tangan.

lalu saling mengungkap rasa yang kita sendiri tak tahu apa namanya,
tak berani menyebutnya cinta.

tapi malam itu membuatku terjaga.
tak berani memejamkan mata.


5 tahun yang l
alu...
bab baru dalam hidupku, mulai bekerja.

ingatkah kau yang begitu setia menjemputku selalu walau harus menempuh radius lebih dari 20km setiap hari??

ingatkah kau nasi uduk kebun kacang dalam bungkus daun pisang yang kita santap di malam dimana aku menerima gaji pertamaku??

ingatkah kau sedu sedan tangisku pagi itu yang akhirnya membuatku hanya bisa bertahan 2.5 bulan pada pekerjaan pertamaku?


lalu kita mulai usaha
bersama...
2 kepala lebih baik dari 1 kepala, bukan?

ingatkah kau bayaran pertama kita??
ah, harusnya kita abadikan 8 digit tulisan pada cek itu, untuk kita pamerkan pada anak cucu kita nanti...
4 tahun yang lalu...
aku mulai menyakitimu.
dan berakhirlah perjalanan kita.
dalam gelap kucari jawaban.
menerobos malam demi seutas senyum yang sudah hilang.

meraba lagi retakan tajam yang kubuat sendiri.

meratapinya dalam isak.

menyesalinya atas nama kebodohan.
aku tak mau lagi rasa itu. rasa kehilanganmu.


3 ta
hun yang lalu...
kita sepakat mengikatnya dalam janji surga.

kau tambahkan tanggal lahir kita berdua, dan kau gabungkan pula kedua bulannya.

walau tak ada adegan kau berlutut melamarku,

tapi tanggal itu membuatku punya arti, setidaknya untukmu.


lalu hari itu datang,
ternyata tak semulus yang diharapkan,

kau mengancam tak datang,

dan aku mulai tumbang.

tapi kau tetap datang.

kau bilang hanya untuk aku.
hanya ingin aku.
bukan yang lain. 2 tahun yang lalu...
TUHAN titipkan makhluk kecilnya lewat rahimku,

kau saksikan sendiri bagaimana ia menerobos lapisan demi lapisan perutku demi untuk hidupnya yang baru.

kau dengar sendiri pecah tangisnya pertama kali,

lalu kau tenangkan dengan kumandang adzanmu sendiri.

dan sejarah kita berubah dalam sehari.


1 tahun yang lalu...
kita tempati rumah yang baru.
di minggu pertama kita bersama berat badanmu bahkan melonjak 3kg.

maafkan aku yang begitu terlambat menyadari ini,
bahwa hidup seperti inilah yang harusnya kita jalankan dari awal pernikahan kita.
just the two then three of us...


sekarang....

tak ada lagi tanda tanya.
tak perlu lagi ungkapan rasa.

aku bahkan tak perlu lagi menyebutkan deretan menu yang harus kau pesan dalam bungkusan nasi padangku.

tak perlu lagi menyeduh kopi sendiri ketika kau yang pertama menyentuh pagi.
tak harus lagi meneriakkan apa saja yang tidak boleh masuk dalam mangkuk bakso dan mi ayamku.

our love is just simple as you and me...
i love you more...
and more each day...

conversation with pandji

makan oreo
pandji: ibu, olio (minta oreo)
"dilipaaat, kukaaa, cukin" - dilipat, dibuka, dimasukin, duplikasi dari diputar, dijilat, dicelupin..-

disorientasi nama
pandji: ibu, cowet cowet (nunjuk dinding yang dicoret2)
ibu: oiya coret2, siapa yang nyoret2 itu ya?
pandji: pa-ji
ibu: mana si yang namanya pandji?
pandji:- nunjuk diri sendiri-
*beberapa menit kemudian*
ibu: ade namanya siapa si?
pandji: diya (adilla pandji pramoeDIYA)
ibu: loh bukannya pandji?
pandji: bukan!!

makanan ikan
pandji: ayah, ikan...*nunjuk gambar ikan*
ayah: oiya ikan, lagi apa ikannya?
pandji: mamam..
ayah: ikan mamnya apa si?
pandji: comay!! *somay*

belut vs perut
ibu dan pandji lagi liat tayangan orang jumpalitan megang belut di tv,
pandji: hihihihiii...deli *geli...*
ibu: iya geli, takut, itu namanya belut
pandji: delut..
ibu: be-lut
pandji: ngangkat kaosnya dan bilang *cama!!* sambil nunjuk perut...
Kamis, Juni 23, 2011

menghadapi anak NGGAK mau makan

saya sering sekali ditanyai masalah ini.
pandji kalo nggak mau makan diapain?
pandji vitamin penambah nafsu makannya apa?

pandji menu spesial kalo ngga mau makannya apa?

duh, menunya pandji selalu spesial tuh, karena dibuatnya pake cinta *nyengir bajay*

baiklah, semua akan saya jawab disini. disimak baik2 ya ibu2...:D
dulu awal2 pandji GTM saya mau nangis darah rasanya. emosi jiwa, kesel, senewen. apa susahnya si mangap doang kan saya udah masak capek2. duh yang ini jangan ditiru ya, saya nyesep berkepanjangan abis itu...:((
nah kalau sekarang saya ngadepin yang begituan lagi pertama2 dicari penyebabnya dulu kenapa anak nggak mau makan, baru abis itu dicari solusinya. kalo pandji sih udah beraneka ragam deh penyebab nggak mau makannya.

satu: mau numbuh gigi...
ciri2nya badan sumeng, anak rewel, nggak mau makan nasi atau yang keras2, cuma mau minum/ nen, buah, puding, es krim dilahap abis. nah kalo kayak gini solusi saya ya ikutin aja deh. namanya ada yang keras2 mau nyumbul dari gusi pastinya ngak nyaman banget. apalagi buat anak yang hitungan hidupnya masih bisa dihitung dengan hari, kosakatanya nggak banyak dan belum tahu makna dari kata sakit. jadi jangan pernah kesel dan senewen sendiri kalo anak ngga mau makan krn mau numbuh gigi.
toh juga selama ini kasusnya pandji si ya masih mau puding dan buah, tinggal gimana caranya saya ngakalin nutrisi yang masuk supaya bisa maksimal. misalnya: puding jagung, buah berkalori tinggi kayak alpukat dan pisang, yoghurt dan es krim sebagai bonusnya...

dua: batuk-pilek-tenggorokan sakit
ciri2nya: demam, hidung meler, batuk2, bersin2.
duh nggak usah bocah ya, kita juga kalo lagi flu maleeees banget yang namanya makan. mulut udah pait duluan, mau nelen aja susah banget. nah posisikan diri kita seperti itu. biasanya kalo lagi flu berat gitu ya pasti maunya yang anget2 kan? bakso dan sup2an jadi menu andalan saya kalo lagi kayak gitu. trus minumannya bisa diganti sorbet apel, seger, anget di tenggorokan.

tiga: bosen sama suasanya
beberapa orangtua menerapkan aturan makan harus duduk pada anaknya. ngga salah si, ini untuk kedisplinan dan supaya makanannya ngga kotor kalo sambil jalan2 keluar. sayapun seperti itu. tapi nggak yang duduk manis rapi di meja makan. yang penting di dalam rumah, duduk dan bikin suasana senyaman mungkin. biasanya saya setelin kaset barney atau pocoyo lalu kita bahas fimlnya bareng2.

kalo lagi ngga setel kaset, saya ajak dia diskusi soal menunya hari itu. ini nasi-ini wortel-ini tempe-ini tahu-ini telur-ini brokoli. sambil sesekali kita buku/ kartu bergambar sayuran. trik saya adalah *tuuh, sama kan??yuk cobain?* lalu mangaplah dia. kami lebih sering menghabiskan waktu makan dengan cara seperti ini. pandji akan bertanya apa menunya hari itu dan dia absen satu persatu. *otel (wortel)- okoli (brokoli)- tepe (tempe)- tewuw (telur)*

saya bahkan punya satu buku yang isinya tentang pisang. dan tiap dia liat buku itu dia pasti minta pisang. sambil saya bacain bukunya, tunjukin warna2nya, satu buah pisang cavendish selalu meluncur aman masuk ke dalam perut.

buku andalan saya kalo lagi nyuapin pandji pisang, bisa dibeli disini


empat: bosen menunya
nah kalo yang ini silahkan di evaluasi pola makan si anak sehari2. apakah ada menu yang berulang selalu? apakah rasanya itu2 aja?
kalo kayak gini silahkan cari menu2 baru dimana aja. kalo kamus besar saya sih www.mamakukokihandal.com atau langsung aja meluncur ke milis MPASIRUMAHAN...

oiya saya juga pernah mengakali numis bumbu2nya pake butter (unsalted), bukan minyak atau margarine. it works, makanan jadi harum dan sumpah anak saya lahap banget makannya.

lima: pengen makan sendiri
ini pengalaman tetangga sebenernya. kalo pandji sih pernah saya sodorin piring dan sendoknya tapi dia malah bengong.
sekali lagi: cobalah buat suasana makan itu senyaman mungkin. jangan sampe anak takut sama waktunya makan karena dipaksa2 terus. beberapa ibu takut rumahnya berantakan kalo anaknya makan sendiri. yah kapan bisanya dong kalo takut2 terus kan?
kalo takut makannya kelamaan atau berantakan, bikin menjadi 2 porsi makannya. yang satu dipegang sendiri yang satu disodorin ke anak. jadi sementara si anak belajar makan sendiri, ibu tetep nyuapin dari piring satunya sehingga nutrisi tetap terjaga dan si anak kenyaaang...

namanya emak2 pastilah repot dan senewen kalo anak nggak mau makan. lalu susu yang jadi solusinya kan? yang penting udah minum susu ah, kata iklan kan nutrisinya lengkap kap kap. aduh kalo ini mah nggak berani komen deh saya, karena buat saya nutrisi terbaik adalah berasal dari sumbernya, bukan dari sekaleng zat2 buatan manusia.
jadi kalo pandji nggak mau makan saya lebih banyak cuekin aja, ikutin aja, biar dia tahu rasanya lapar, yang paling penting tetep dipantau aja apa yang dia mau dan bisa masuk ke perutnya.
nggak perlu hukuman atau rewards kalo makannya sisa/ abis. itu kan keseharian, kalo makan abis aja dikasih rewards bisa bangkrut maaaaak...

semua ini berdasar pengalaman saya aja ya. karena pada dasarnya penyebab GTM itu buanyak sekali, dan solusinya juga pasti macem2. yang jelas saya sampe sekarang dan nanti2 amat sangat tidak setuju dengan yang namanya anak dicekokin. ga masuk akal sama sekali, anak dicekok2 dijejelin kayak gitu kok abis itu bisa napsu makan?..:((
Selasa, Juni 21, 2011

cerita weaningnya pandji

tanggal 8 juni lalu akhirnya pandji berhasil di'weaning.
tapi maaf mengecewakan, karena saya me'weaning nya dengan cara kejam.
lebih tepatnya weaning with minyak kayu putih...huhuhuhuu...

awalnya saya memang berniat weaning with love atau apapun itu. tapi dari yang udah pernah saya cerita, pandji sungguh seperti orang sakaw kalo lagi minta nen. sebelumnya kami memang memiliki kesepakatan kalau nen
time itu cuma kalo ngantuk dan mau bobo aja. hanya dilakukan di kamar dan bukan di tempat umum. pandji mengerti. tapiiiiiiiii sejak saat itu dia selalu merajuk *buuuu, antuk, bobooo, neeeeen...* padahal bukan jamnya tidur. kalo diturutin bukannya bobo tapi nyengir bak seorang ksatria yang abis menang di medan perang. saya benci cengiran itu. sumpah.

belum lagi rengekannya tiap kali saya lagi ngga ngapa2in. kayaknya tuh anak nga rela gitu saya selonjoran sebentar aja naro pantat di sofa empuk sambil baca ayahbunda. langsung deh keluar jurusnya. merengek. merajuk. ngamuk2. lalu nyengir menang stelah itu. ini yang sya hindari. dia merasa megang kendali atas semua keinginannya, punya senjata ngamuk2 untuk apa yang dimau, dan ngga bisa ngertiin orang lain *dalam hal ini sya*. dan atas pertimbangan itulah akhirnya hari itu saya mengoleskan MINYAK KAYU PUTIH di nipple saya.

awalnya dia nekat tetep diembat juga. tapi trus dilepas dan bilang *payit*.

lalu saya bilang *ya udah ngga usah nen ya?*. dia bilang *ga ucah*.
nggak ada pemberontakan. ngga ada rengekan. ngga pake acara rewel. dia tidur nyenyak dengan usap2 di punggung saja. malamnya? lancar sempurna? besoknya? sama saja, aman terkendali. kalo ditanya *mau nen?* dia jawab *payit*...


baik
lah. saya mungkin kejam, saya gagal menerapkan weaning with love yang sudah saya gembar gemborkan itu. tapi saya melihat ini sebagai *lebih banyak manfaatnya daripada mudharatnya* jadi saya lanjutkan saja. karena praktis setelah itu pandji bener2 jauh dari yang namanya rewel, merajuk, ngerasa menang sendiri. dan yang lebih penting makannya jadi lebih gampang!!
saya: temperamen turun drastis dan ngga marah2 lagi sepanjang hari...

semua bahagia, bukan??



saya dan pandji yang makin mesra aja
 

Blog Template by BloggerCandy.com